Tim Gabungan Gagalkan Keberangkatan Calon ART Asal Cirebon dan Daerah Lain Tujuan Timur Tengah

(Foto : Biro Humas Kemenaker)

MAJALENGKA, CN,-

Puluhan calon Asisten Rumah Tangga (ART) asal Cirebon dan daerah lain dengan tujuan sejumlah negara di Timur Tengah gagal berangkat, setelah dicekal Tim Gabungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) dan Kertajati, Majalengka.

Tindakan petugas dari kedua kementerian terhadap 21 calon pekerja wanita tersebut diduga kuat karena mereka terindikasi sebagai pekerja migran nonprosedural.
Plt. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 (Binwasnaker dan K3), Fahrurozi, melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker pada Sabtu (14/12/2024) menyampaikan, Tim Kemnaker menindaklanjuti informasi masyarakat akan adanya pemberangkatan pekerja migran Indonesia secara nonprosedural melalui Bandara Soetta, Tangerang dan Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.

“Tim Kemnaker bergerak bersama dengan Tim BP2MI untuk segera menindaklanjuti informasi tersebut,” kata Fahrurozi.
Sedangkan pada kesempatan yang sama, Direktur Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan (Binariksa), Yuli Adiratna, menjelaskan bahwa Sidak pertama dilakukan pada Kamis, 12 Desember 2024, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Selanjutnya, setelah berkoordinasi dengan Pihak Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Tim Gabungan melakukan pencegahan keberangkatan 5 calon pekerja migran asal Trenggalek, Cirebon, Madiun, Nagekeo, dan Karawang.

Yuli menyebut, saat ini kelima calon pekerja migran korban penempatan nonprosedural di tempatkan di RPTC Bambu Apus untuk proses penanganan selanjutnya.

“Kasusnya akan dilaporkan ke Kepolisian agar mendapatkan penanganan hukum terhadap pelaku yang memberangkatkan secara nonprosedural tersebut,” terang Yuli.

Sidak kedua dilakukan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Sabtu (14/12/2024). Melalui sidak kedua ini, Tim Gabungan Pengawas Ketenagakerjaan Kemnaker dan BP2MI berhasil mencegah 16 perempuan yang akan bekerja ke Timur Tengah sebagai pekerja rumah tangga di Arab Saudi dan Qatar melalui Singapura menggunakan pesawat Scoot.

Fahrurozi menjelaskan, Tim telah melakukan pengamatan sejak pukul 04.25 WIB sebelum berhasil mencegah mereka untuk berangkat. Tim juga telah berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi Cirebon dan tempat pemeriksaan imigrasi di Bandara Kertajati.

Tim gabungan, lanjut dia, sempat melakukan wawancara, memeriksa dokumen, dan meminta keterangan terhadap 16 orang perempuan tersebut dan disimpulkan bahwa mereka akan bekerja sebagai ART di wilayah Timur Tengah yakni Dammam, Qatar, Riyadh, Jeddah. “Selanjutnya tim dan 16 terduga calon pekerja migran nonprosedural menuju Polda Jabar untuk membuat Laporan Polisi (LP),” ungkap Fahrurozi.

Dia juga menginformasikan, ke-16 orang korban penempatan nonprosedural tersebut akan ditempatkan sementara di shelter BP3MI Jawa Barat untuk selanjutnya dilakukan pengambilan keterangan oleh tim pengawas ketenagakerjaan sebelum dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

Menurutnya, Kemnaker sangat menyayangkan dan prihatin atas praktik-praktik penempatan pekerja migran, khususnya ke Timur Tengah, secara nonprosedural masih terus berlanjut.

“Ini harus dicegah dan diberantas ke akar-akarnya karena merugikan semua pihak, baik calon pekerja migran itu sendiri maupun keluarganya, bahkan merugikan reputasi negara,” tandas Fahrurozi.

Fahrurozi menegaskan, pemerintah akan menindak siapapun yang terlibat dalam penempatan tenagakerja yang bersifat nonprosedural, karena sangat berpotensi besar melanggar hak asasi manusia dan berpotensi terjadi Tindak Pidana Perdangan Orang (TPPO).

Oleh karena itu, lanjut Fahrurozi, penting untuk ditindak tegas dan dihukum berat siapapun yang terlibat dalam proses penempatan pekerja migran secara nonprosedural ini.

(OKE/CN)

Exit mobile version