INDRAMAYU, (CN).-
Para petani garam meminta pemerintah membeli hasil panen. Sebab, selama ini petanimenjual sendiri hasil panen garamnya.
“Kami ingin pemerintah membeli garam hasil panen petani. Selama ini kami kesusahan menjual garam hasil panen. Apalagi, jika ada impor garam. Kami ingin hasil panen garam seperti beras dan gabah yang bisa dibeli Bulog,” tandas Sahirin, petani garam di Desa Tanjakan, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Permintaan tersebut disampaikan Sahirin kepada anggota DPR RI, Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, M.S., saat menjalani reses di Krangkeng pada Jumat (13/12/2024).
Pertemuan anggota Komisi IV tersebut, merupakan salah satu kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Perorangan Masa Reses Masa Persidangan ke-1 tahun Sidang 2024-2025.
Lebih lanjut Sahirin mengatakan, para petani ingin ada buffer stok disentra-sentra garam, khususnya di Kabupaten Indramayu.
Petani garam lainnya, Titin menyampaikan keluhan tentang endapan lumpur disaluran air. Hal ini mengakibatkan tambak-tambak garam kesulitan mendapatkan air laut.
Atas keluhan para petani garam, Prof. Rokhmin setuju adanya buffer stock dan garam hasil panen dibeli pemerintah.
“Saya setuju buffer stock disentra-sentra petani garam. Hasil panen garam juga sebaiknya dibeli pemerintah. Ini upaya membantu petani garam,” lanjut politisi PDI Perjuangan ini.
Dalam pertemuan dengan petani garam di Kecamatan Krangkeng, Prof. Rokhmin mengemukakan pentingnya mengikuti perkembangan teknologi. Petani garam perlu memanfaatkan alat-alat yang lebih canggih, tentu dengan bantuan dari pemerintah dalam pemenuhan peralatan yang diperlukan.
(Noli/CN)