Festival Topeng Cirebon 2025, Eksplorasi Warisan Budaya dan Kolaborasi Maestro Topeng Nusantara

Pemerintah Kota Cirebon melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tengah mempersiapkan perhelatan seni budaya bertajuk Festival Topeng Cirebon 2025 yang rencananya akan digelar pada 25 dan 26 April 2025, Selasa (22/4/2025). (Foto : Andi/CN)

Kota Cirebon, (CN),–
Pemerintah Kota Cirebon melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tengah mempersiapkan perhelatan seni budaya bertajuk Festival Topeng Cirebon 2025 yang rencananya akan digelar pada 25 dan 26 April 2025. Festival ini menjadi ajang penting dalam pelestarian dan pengembangan seni topeng, khususnya di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, Agus Sukamanjaya, menjelaskan bahwa festival tahun ini merupakan langkah konkret dalam menjadikan seni topeng sebagai agen pemersatu budaya serta wahana pertukaran ide antar pegiat seni dari berbagai daerah.

“Ini bukan sekadar pertunjukan, tapi bentuk ikhtiar kita agar seni topeng terus hidup, terus berkembang, dan dikenal lebih luas, tidak hanya di Cirebon tapi juga secara nasional,” ujarnya dalam sesi konferensi pers.

Festival akan berlangsung selama dua hari, dimulai pada hari Jumat, 25 April, dengan workshop dan sosialisasi seni topeng Cirebon, serta pembahasan mendalam mengenai kekayaan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Hari kedua, Sabtu, 26 April, akan diisi dengan seminar nasional, menghadirkan maestro, peneliti budaya, dan komunitas seni dari berbagai daerah, termasuk dari Kalimantan Timur.

“Kita harap ini jadi momentum kolaborasi dan pembelajaran bersama, baik dari pelaku seni lokal maupun nasional,” tambah Agus.

Salah satu daya tarik utama festival ini adalah pertunjukan Topeng Kelana, sebuah gaya topeng klasik yang berasal dari masa lalu dan kini dilestarikan oleh komunitas topeng Losari. Sajian ini akan menjadi penampilan pembuka dalam malam puncak acara.

Silvi, perwakilan dari EO tari topeng sekaligus koreografer lokal, menjelaskan bahwa acara akan digelar di dua lokasi, yakni area terbuka dan ruang dalam (indoor). Penampilan seni akan dipadukan dengan sentuhan kontemporer tanpa menghilangkan identitas budaya lokal.

“Ada pertunjukan dari berbagai daerah, termasuk penari dari Indramayu, Palimanan, hingga kawasan utara Cirebon. Mereka akan membawakan gaya khas seperti Topeng Samba, Tari Panji, Topeng Samba Merah, dan lainnya. Semua itu untuk memperlihatkan keberagaman wajah topeng di nusantara,” ungkap Silvi.

Tak hanya menampilkan tarian, festival ini juga akan menghadirkan sesi pengantar sejarah topeng, demo pembuatan topeng secara langsung, serta ruang diskusi bagi komunitas untuk memperkuat jejaring seni budaya di Indonesia.

Salah satu maestro topeng yang turut tampil juga menambahkan bahwa tahun ini konsep pertunjukan akan mengusung tema Pancawanda, yakni lima warna kehidupan yang tergambar lewat gerak dan ekspresi topeng.

“Ini jadi momen penting bagi regenerasi seni topeng. Kita ingin menunjukkan bahwa topeng tidak hanya milik masa lalu, tapi bisa terus hidup dengan interpretasi masa kini,” pungkasnya.

Festival ini terbuka untuk umum, namun tempat terbatas. Masyarakat diimbau untuk melakukan pendaftaran lebih awal melalui kanal resmi panitia. (Andi/CN)

Exit mobile version