Jabar  

Keluarga Mahasiswa Ciamis Lantik Pengurus Baru, Sekda Dorong Inovasi dan Kemandirian

Foto bersama dengan Sekda dan Ketua DPRD Kab. Ciamis dalam acara Pelantikan Kepengurusan Mahasiswa Ciamis yang digelar di Ruang Adipura Balaikota Cirebon, Sabtu (15/6/2025).* (Foto :Ist/CN)

Kota Cirebon, (CN),-
Keluarga Mahasiswa Ciamis (KMC) yang menetap di Kota Cirebon menggelar pelantikan pengurus baru di Ruang Adipura Balaikota Cirebon, Sabtu (15/2/2025). Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, Andang Firman, serta Ketua DPRD Kabupaten Ciamis, Nanang Permana.

Dalam sambutannya, Sekda Ciamis mendorong mahasiswa untuk berani bereksperimen dalam menuntut ilmu dan berinovasi. Menurutnya, keberanian dalam mengambil langkah merupakan kunci utama dalam mencapai kemajuan.

“Mahasiswa jangan takut salah, jangan ragu untuk mencoba hal baru,” ujar Andang Firman.

Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi Ciamis, terutama dalam sektor pendidikan dan pertanian. Sebagai solusi inovatif, Andang mengusulkan pendirian laboratorium pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan masyarakat.

“Mudah-mudahan ke depan kita bisa membuat terobosan dengan mendirikan laboratorium pertanian. Ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan praktik di bidang pertanian,” tambahnya.

Acara pelantikan semakin semarak dengan penampilan seni tari topeng Cirebon, yang mendapat apresiasi dari peserta. Kesenian tradisional ini dinilai sebagai bagian penting dalam upaya pelestarian budaya daerah.

Sementara itu, Ketua DPRD Ciamis, Nanang Permana, menegaskan pentingnya kemandirian mahasiswa, khususnya bagi penerima beasiswa. Ia menekankan bahwa bantuan pendidikan hanya sebagai fasilitas awal, dan setelah lulus, mahasiswa harus mampu berdiri sendiri.

“Kita hanya memberi fasilitas, setelah itu mereka harus mandiri. Bahkan jika mereka menjadi lawan politik saya, itu bukan masalah,” tegasnya.

Nanang juga menyoroti besarnya biaya pendidikan bagi mahasiswa, terutama untuk program S1 yang membutuhkan dana sekitar Rp64 juta hingga Rp70 juta selama delapan semester.

“Mahasiswa harus memiliki keahlian dan kemandirian setelah lulus, baik di bidang pertanian, komputer, maupun sektor lainnya,” pungkasnya.

(Andi/CN)

Exit mobile version