Prof. Rokhmin Salurkan Bantuan Beras untuk 173 Warga Desa Ujung Pendok Jaya Kabupaten Indramayu

Anggota DPR RI, Prof. Rokhmin menyerahkan bantuan beras kepada 173 warga di Desa Ujung Pendok Jaya, Kabupaten Indramayu.
banner 120x600

AYUMAJAKUNING, (CN).-
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., menyalurkan bantuan beras kepada warga Penerima Bantuan Pangan (PBP) di Desa Ujung Pendok Jaya, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu.

Penyerahan beras dilakukan di Balai Desa Ujung Pendok Jaya pada Senin (11/8/2025). Hadir Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan, Dr. Rachmi Widiriani, SP, M.Si., Pimpinan Bulog Indramayu, Ibu Sri Wahyuni, kepala dinas dan camat.

banner 325x300

Dalam kesempatan itu, bantuan beras diberikan kepada 173 orang warga penerima. Setiap penerima mendapat 20 kg beras, untuk program bantuan Juni-Juli 2025.

Kegiatan ini merupakan kerja sama anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) serta Bulog.

“Bantuan ini lebih diutamakan untuk warga yang benar-benar tidak mampu, seperti jompo dan miskin ekstrim. Ini bentuk kepedulian pemerintahan di bawah pimpinan Presiden Prabowo,” ujar Prof. Rokhmin, yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan yang menangani Bidang Kelautan dan Perikanan.

Ia menegaskan, bantuan beras ini sifatnya sementara, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya meningkatkan pendapatan bagi warga. Pemerintah bisa membekali warga dengan keterampilan yang terlebih dahulu diberi bekal lewat pelatihan.

“Pertama, bantuan ini harus tepat sasaran kepada warga yang benar-benar tidak mampu. Kedua, lakukan pemberdayaan ekonomi warga dengan diberi bekal keterampilan. Harapannya, ada perbaikan ekonomi terhadap warga,” lanjut pakar kelautan ini.

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Cirebon – Indramayu ini mengungkapkan, Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil beras yang sangat besar.

“Indramayu itu lumbung padi tingkat Jawa Barat, bahkan nasional. Tapi, petaninya masih banyak yang miskin. Ini masalah yang harus dipikirkan bersama antara Pemerintah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat,” ucap Guru Besar dari IPB University ini.

Menurut Prof. Rokhmin, jumlah petani terlalu banyak dan tidak sebanding dengan lahan yang digarap. Hal ini membuat hasil panen belum bisa membuat petani sejahtera.

“Idealnya petani itu punya lahan garapan 1,5 hektar sehingga pendapatannya bisa sekitar Rp 7,5 juta, ini sesuai hasil penelitian. Bagi petani yang lahan garapannya tidak ideal, bisa dialihkan ke industri pengolahan, manufacturing dan sektor lain,” jelas Rektor Universitas UMMI Bogor ini.(Noli/CN)

banner 400x150

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *