Prof. Rokhmin: Mahasiswa STIH Adhyaksa Harus Jadi Penggerak Hukum Berintegritas

NUSANTARA, (CN).-
Anggota DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., memberi apresiasi kepada civitas akademika STIH Adhyaksa yang berkomitmen mencetak calon penegak hukum masa depan yang berintegritas.

“Dari kampus ini akan lahir hakim, jaksa maupun advokat yang menjunjung keadilan dan profesionalisme. Mereka adalah garda depan dalam membangun Indonesia Emas 2045,” tandasnya.

Hal tersebut disampaikan Prof. Rokhmin saat memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa STIH Adhyaksa yang berlangsung Rabu (8/20/2025).

Guru besar di IPB University ini menyampaikan materi berjudul “Pembangunan Sistem Hukum untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2025” dengan tema “Mewujudkan Generasi Muda Berintegritas hukum, Profesional dan Berjiwa Adhyaksa Menuju Indonesia Emas 2025”.

Dalam paparannya, Prof. Rokhmin yang juga Rektor UMMI Bogor, menyatakan, mahasiswa harus jadi agen perubahan, penjaga konstitusi, kontrol sosial, penguat budaya hukum, pendorong digitalisasi hukum, kader peniliti hukum dan penggerak restorative justice

Ia juga memberikan kiat-kiat untuk meraih kesuksesan. “Yang utama tentu saja dekat dengan Sang Pencipta. Bagi umat Islam, jalankan apa yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi segala larangannya,” tegas Prof. Rokhmin.

Para mahasiswa juga harus jujur, disiplin, mudah bergaul, ada dukungan pendamping, kerja keras, hidup teratur, kepemimpinan, kemampuan menjual gagasan, kepribadian kompetitif serta kecintaan pada yang dikerjakan.

Lebih jauh Prof. Rokhmin menekankan, hukum harus menjadi pondasi utama bagi industrialisasi dan pemerataan ekonomi.

“Negara kuat bukan karena banyaknya regulasi, tapi keadilan yang ditegakkan dan keberpihakan hukum pada kepentingan nasional,” katanya.

Menurut anggota Komisi IV DPR RI ini, Indonesia seharusnya sudah menjadi negeri produsen yang tangguh, bukan sekadar pasar konsumsi dan pengimpor produk luar negeri.

“Dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, sangat disayangkan Indonesia masih menikmati peran sebagai negara pengimpor. Indonesia seharusnya menjadi arena produksi yang menggerakkan ekonomi rakyat,” lanjut Prof. Rokhmin.

Dirinya menjelaskan, Indonesia memiliki potensi luar biasa denhan cadangan nikel terbesar di dunia, laut yang menyimpan kekayaan senilai ribuan triliun rupiah serta posisi strategis di jalur perdagangan internasional. Namun, sebagian besar kekayaan itu belum memberi nilai tambah yang optimal.

“Kita menjual bahan mentah, lalu membeli kembali produk jadi dengan harga berlipat. Ini pola kolonial lama yang harus diakhiri,” pungkas Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2002-2004 ini.(Noli/CN)

Iklan Premium
Exit mobile version