KABUPATEN CIREBON, (CN).-
Kemelut dalam tubuh pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon makin memburuk.
Posisi Sutardi sebagai ketua KONI makin terjepit. Bupati Cirebon, H. Imron pun sudah mengetahui polemik di KONI.
Kemelut di KONI berawal dari mundurnya sejumlah pengurus. Para pengurus yang mundur termasuk jajaran inti di tubuh KONI
Mereka antara lain Dudi Suryadarma (sekretaris I), Denny Supdiana (wakil ketua II), Sugeng Darsono (wakil ketua I), Yayat Ruhiyat (dewan pembina), Fajar Sutrisno (bidang perencanaan, program dan anggaran), Galih Yuana Darmanto Utomo (bidang hukum) dan Asep Kurnia (bidang perencana, program dan anggaran).
Kondisi ini membuat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Cirebon menahan anggaran termin ketiga untuk KONI yang sebesar Rp 4 miliar.
Plt Kepala Dispora Kabupaten Cirebon, Jois Putra membenarkan pencairan dana termin ketiga untuk KONI masih tertunda.
“Dana sudah siap yang Rp 4 miliar, tapi kondisi di KONI tidak kondusif. Sejumlah pengurus inti mengajukan pengunduran diri,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, KONI mendapat hibah sebesar Rp 8 miliar. Termin pertama dan kedua sudah dialokasikan ke KONI. Termin ketiga Rp 4 miliar, belum bisa dicairkan.
Diperoleh informasi, sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor) juga menyampaikan mosi tidak percaya terhadap Sutardi. Dorongan agar Sutardi mengundurkan diri makin menguat.
Sementara itu, muncul nama Hartono yang digadang-gadang untuk menjadi ketua KONI.
“Hartono bisa menjadi pilihan untuk ketua KONI ke depan. Namanya cukup dikenal dikalangan pejabat lingkungan Pemerintah Kabupaten Cirebon. Hartono jejaringnya bagus,” ujar Kasudin atau akrab disapa Kuwu Bagreg, warga Kabupaten Cirebon.
Saat ditanya tentang hal itu, Hartono menyampaikan apresiasi atas dukungan yang datang. Bila diberi kepercayaan, dirinya siap memperbaiki KONI.(Andi/CN)