Pasar Minggu Palimanan Kembali Hidup, Jadi Simbol Perlawanan Pasar Tradisional Lawan Gempuran Mall

KABUPATEN CIREBON, (CN),–
Angin segar kembali berhembus dari Palimanan. Setelah menjalani proses revitalisasi panjang sejak Agustus 2024, Pasar Minggu Palimanan akhirnya resmi dibuka dan siap jadi pusat aktivitas warga sekaligus simbol perlawanan pasar tradisional di tengah serbuan pasar modern. Seremonial peresmian ini berlangsung Kamis (19/6/2025), dipimpin langsung oleh Bupati Cirebon, H. Imron, dengan semangat penuh optimisme.

“Pasar ini sudah beres. Yang penting sekarang jaga kebersihannya. Kalau pasar tradisional bisa bersih, nyaman, dan ramah, pasti masyarakat bakal pilih belanja di sini,” ujar Bupati Imron, penuh semangat.

Peresmian tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Cirebon, H. Agus Kurniawan Budiman, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Cirebon. Semua kompak menyuarakan hal yang sama: pasar rakyat harus bangkit, bukan sekadar direnovasi fisik, tapi juga diperkuat rohnya—kebersamaan dan gotong royong.

Bukan Sekadar Pasar, Tapi Identitas Warga

Pasar Minggu Palimanan kini tampil baru dengan 145 kios di lantai atas dan area parkir di bagian bawah. Revitalisasi ini bukan hanya soal bangunan, tapi juga soal rasa. Rasa memiliki, rasa bangga, dan rasa aman bagi para pedagang dan pembeli.

Kepala Disperindag Cirebon, Dadang Raiman, menyebut proyek ini sebagai hasil kolaborasi panjang, dikerjakan oleh PT Caruban dan PT Bumipara, dan diselesaikan hanya dalam waktu tujuh bulan. Yang menarik, nama Pasar Minggu Palimanan tetap dipertahankan karena jadi ikon dan kenangan kolektif warga sejak lama.

“Ini semua atas permintaan para pedagang. Nama itu tidak diganti, karena melekat di hati warga Palimanan,” ujarnya.

Dadang juga mewanti-wanti, tidak ada jual-beli kios secara ilegal. Semua dilakukan secara transparan dan gratis. “Kalau ada yang meminta uang untuk kios, laporkan! Ini komitmen bupati, pasar ini milik rakyat,” tegasnya.

Masih ingat macetnya Palimanan saat Lebaran kemarin? Pemerintah ternyata mendengarkan. Desain baru pasar dibuat dua lantai—kios di atas, parkir di bawah. Solusi smart dan adaptif, apalagi mengingat kawasan ini langganan padat kendaraan saat momen besar.

Tahap pertama revitalisasi didanai dari bantuan provinsi Jawa Barat sebesar Rp15 miliar, lalu disusul tahap kedua dari APBD Kabupaten Cirebon senilai Rp2,02 miliar. Meski bagian parkir belum sepenuhnya rampung, pengerasan tanah sudah dilakukan dan tinggal menunggu proses pengaspalan dari Dinas PUTR.

Dengan wajah baru, semangat baru, dan fasilitas yang ditingkatkan, Pasar Minggu Palimanan tak lagi sekadar tempat jual beli—tapi titik temu budaya lokal, ruang interaksi sosial, dan pusat ekonomi kerakyatan. Sebuah pengingat bahwa pasar tradisional bukanlah sisa masa lalu, tapi bagian dari masa depan yang kita rawat bersama. (Andi/CN)

Exit mobile version