KABUPATEN CIREBON, (CN),–
Sebanyak 30 anak yang sebelumnya terlibat dalam kenakalan remaja dan pelanggaran hukum tengah menjalani program pembinaan intensif dalam bentuk pesantren kilat di Masjid Syarif Hidayatullah, kawasan Aspol Kaliwadas, Kabupaten Cirebon.
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, S.I.K., S.H., M.H., mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Polresta Cirebon dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Cirebon, TNI Kodim 0620/Kab. Cirebon, Forkopimda, tokoh agama, dan sejumlah stakeholder lainnya.
“Anak-anak ini kita bina selama 10 hari, dengan pembekalan mental spiritual melalui tausiah, penguatan karakter kebangsaan, kesadaran hukum, bahaya narkoba, kenakalan remaja, hingga pelatihan ekonomi kreatif. Kami juga libatkan orang tua untuk mendampingi, agar pembinaan ini menyentuh akar masalahnya,” ujar Kapolresta, Senin (16/6/2025).
Sumarni menambahkan, program ini telah dilaksanakan dalam tiga angkatan sebelumnya, dan terbukti efektif menekan angka pengulangan pelanggaran. Bahkan, beberapa peserta terdahulu telah mendapatkan pekerjaan dan bantuan pendidikan untuk menyelesaikan sekolahnya.
Ketua MUI Kabupaten Cirebon yang turut mendukung kegiatan ini menegaskan pentingnya pembinaan sejarah kebangsaan sebagai bagian dari pembentukan karakter generasi muda. “Kami ingin menjadi orang tua kedua, yang tidak hanya membimbing hari ini, tapi juga untuk masa depan mereka,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto, menyebut program ini sebagai terobosan yang efektif. “Pesantren kilat yang digagas Ibu Kapolresta telah terbukti berhasil selama tiga angkatan. Kami siap mendukung penuh, termasuk dalam aspek regulasi seperti surat edaran jam malam, hingga pemberian paket pendidikan,” tuturnya.
Dukungan serupa juga datang dari Dandim 0620/Kab. Cirebon, Ketua KPAID, DPRD Kabupaten Cirebon, hingga perwakilan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X (KCD). Mereka menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menangani akar persoalan kenakalan remaja, termasuk peran keluarga yang selama ini minim perhatian.
“Anak-anak ini sebenarnya hanya butuh perhatian dan kasih sayang. Banyak dari mereka hidup tanpa orang tua dan hanya diasuh kakek-nenek. Kami harap kegiatan ini bisa mengarahkan mereka ke jalan yang lebih baik,” ujar Ketua KPAID, Fifi Sofiyah.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Prisma, menilai langkah Kapolresta sebagai tindakan nyata yang sangat positif. “Dari tiga angkatan sebelumnya, anak-anak tidak mengulangi lagi perbuatannya. Kami sangat mendukung angkatan keempat ini,” katanya.
Pihak KCD juga menggarisbawahi pentingnya pelatihan karakter dan penanganan kenakalan remaja yang sering terjadi menjelang tengah malam. Mereka berharap kegiatan ini dapat menjadi model penanganan yang bisa diterapkan di seluruh wilayah sekolah menengah atas dan kejuruan.
Dengan pendekatan spiritual, hukum, karakter, hingga keterampilan, Polresta Cirebon berharap anak-anak binaan ini dapat tumbuh menjadi generasi muda yang produktif, kreatif, dan siap menjadi pemimpin masa depan bangsa. (Andi/CN)