Program Ketahanan Pangan Melon Ciawijapura Jadi Percontohan di Kabupaten Cirebon

Mahasiswa UGJ Cirebon usai melakukan penelitian tanaman melon dalam program ketahanan pangan di Desa Ciawijapura, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, Kamis (29/5/2025).* (Foto : Ist/CN)

KABUPATEN CIREBON, CN –
Program ketahanan pangan berupa budidaya melon Amanda Tavi Desa Ciawijapura, Kecamatan Susukanlebak menjadi percontohan di Kabupaten Cirebon. Bahkan, mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon pun turut melakukan penelitian.

“Program ketahanan pangan di Ciawijapura juga mendapatkan dukungan dan monitoring dari Muspika Kecamatan Susukanlebak dan pembinaan dari Polresta Cirebon, ” kata Kuwu Ciawijapura, Ade Sri Sumartini, Kamis (29/05/2025).

Kuwu Ade Sri menyampaikan, anggaran dana Desa (DD) dalam program ketahanan pangan sebesar 20 persen atau senilai Rp.205 juta dibagi dalam 2 tahap dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mitra Sukses.

Pihaknya menggelontorkan anggaran sebesar Rp.139 juta tahap pertama program ketahanan pangan dengan tematik pertanian hortikultura buah melon pada lahan seluas 1,5 hektar dengan target hasil panen 30 ton.
Ade mengaku optimis program ketahanan pangan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Ciawijapura secara berkelanjutan.

” Selanjutnya program ketahanan pangan dengan tematik tanam jenis sayuran terong ungu dan cabe hijau paska budidaya melon ini, ” terang Ade.

Kuwu Ade berharap Pemkab Cirebon ikut mendukung program ketahanan pangan dari sisi infrastruktur Jalan Usaha Tani (JUT) agar mempermudah akses mobilitas hasil pertanian.

Ade juga optimistis program ketahanan pangan tahap ke -2 sebesar Rp65 Juta akan melibatkan lebih banyak tenaga kerja dengan tematik pertanian sayuran terong dan cabe.
Sementara itu, Mahasiswa Fakultas Pertanian Prodi Agro Teknologi UGJ Cirebon, Nugrah Pahera (22) mengatakan pihaknya melakukan penelitian tanaman melon untuk mengetahui pengolahan lahan, pemupukan, proses awal mekarnya bunga sampai menjadi buah hingga hasil panen melon.

Dia menyebutkan, budidaya melon membutuhkan waktu 70 hari dari mulai tanam sampai dengan buah melon matang untuk dipanen, pihaknya meneliti di tiga wilayah mulai dari Kabupaten Majalengka, Kuningan dan Cirebon.

“Pertanian hortikultura budidaya melon memerlukan perawatan yang intens setiap harinya, budidaya melon termasuk tanaman berbiaya tinggi tapi juga memiliki potensi keuntungan yang tinggi, ” paparnya.

Dia menjelaskan tantangan budidaya melon ini selain hama yaitu intensitas perawatan dan pemilihan buah yang bagus, selain itu di wilayah Kabupaten Cirebon dan sekitarnya, pertanian melon masih terbilang jarang atau langka.

Ketua BUMDes Mitra Sukses Ciawijapura, Algha Aretta Adiwidia (27) mengatakan pihaknya melaksanakan program ketahanan pangan tahap pertama dengan tematik budidaya melon di lahan seluas 1,5 hektar dengan jumlah populasi 24 ribu pohon dengan waktu 70 hari bisa panen.

“Kami optimis segmentasi market buah melon sangat tinggi untuk wilayah Cirebon, BUMDes menargetkan hasil panennya minimal 30 ton,” ungkapnya.

Algha merupakan peraih piagam penghargaan petani milenial Gubernur Jawa Barat tahun 2022, mengaku tantangan pertanian budidaya malon pada minggu pertama adalah hama siput yang memakan tunas daun pertama sehingga harus dijaga siang dan malam. Selain itu, tantangan lainnya adalah cuaca jika budidaya melon di lahan terbuka. (Oke/CN)

Exit mobile version