KOTA CIREBON, (CN).-
Tokoh muda sekaligus Ketum Payung Suci dan Dewan Penasihat KNPI kota Cirebon, Moh. Dany Jaelani berpendapat, terlalu dini jika Wali Kota Cirebon, Effendi Edo dengan Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida disebut retak.
“Jangan mudah membuat opini hanya berdasarkan analisa linier, melihat dari jauh dan persepsi pribadi tanpa ada akurasi data. Saya harap opini yang dibuat itu tidak berpihak pada kepentingan tertentu, tapi yang mampu meluruskan dan bukan menyudutkan,” lanjutnya, Senin (12/5/2025).
Menurut Dany, perbedaan pendapat pasti terjadi, tapi tidak untuk menghambat. Perbedaan justeru dapat mendorong lahirnya jiwa kebersamaan. Dengan adanya beragam pandangan, muncul peluang untuk saling mendengarkan, memahami dan mencari titik temu atau solusi yang selaras untuk kepentingan masyarakat yang lebih baik.
“Kota ini tidak dibangun oleh satu suara, tapi oleh keberagaman suara yang saling mengisi. Dalam perbedaan, tersimpan potensi besar untuk menyusun solusi yang lebih komprehensif, menjangkau lebih banyak kalangan dan berpijak pada semangat kolaborasi. Biarkan perbedaan itu hidup namun selalu dalam semangat yang konstruktif dan bertanggung jawab,” ujar dia.
Di tengah berbagai perbedaan, lanjut Dany, prinsip harus tetap ditegakkan. Tapi, dengan pendekatan yang lentur dan menjalin komunikasi yang supel. Itulah pondasi masyarakat yang dewasa, teguh dalam prinsip namun lentur dalam pergaulan.
Dalam pandangan Dany, membangun Kota Cirebon tidak bisa hanya mengandalkan satu kelompok, satu golongan atau malah segelintir orang.
“Sinergitas, kolaborasi dan kebersamaan, menjadi modal penting dalam membawa Kota Cirebon lebih maju serta rakyatnya sejahtera,” tegasnya.
Dalam dinamika kehidupan sosial, tambahnya, perbedaan pendapat adalah keniscayaan. Ini bukan soal benar atau salah, menang atau kalah, tapi bagaimana menyikapi keberagaman cara pandang dengan kedewasaan dan kelapangan hati.
Perbedaan bukan ancaman, justeru semangat kebersamaan bisa lahir. Ketika satu pihak menyampaikan pandangan dan pihak lain bersedia mendengar, maka yang terbentuk bukan sekat tetapi jembatan. Ini yang semestinya menjadi semangat bersama warga Cirebon, yakni membangun ruang dialog yang sehat demi kebaikan bersama.
Dany juga percaya media massa, baik cetak maupun elektronik dan online, menjaga independensi. Tak ada ruang untuk kepentingan pribadi dalam penyampaian gagasan publik. Yang ada, kepentingan yang lebih besar untuk masyarakat.
“Mari terus rawat perbedaan sebagai energi, bukan sebagai hambatan. Sebab, dari situlah harmoni dibangun. Melalui opini yang balance, tidak membela tapi meluruskan opini, dengan komperhenship, tegakkan selalu prinsip tanpa ada kepentingan pribadi, tetap terpelihara supelitas dan terjaga fleksibelitas. Intinya teguh dalam prinsip lentur dalam pergaulan dan pertemanan,” katanya.
Dany meyakini ada ruang waktu yang cukup untuk wali kota dan wakil wali kota untuk konsolidasi internal, dengan memberikan kesempatan silaturahmi dan membangun komunikasi dengan elemen masyarakat. Selama tujuan baik karena fungsi komunikasi kepala daerah sebagai on the spot agar jelas memahami dinamika di bawah.(Andi/CN)
