Ngabuburit di Rel Kereta? Hati-hati, Bahaya Mengintai!

Aktivitas di jalur rel sangat berisiko dan dilarang oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.* (Foto:Ist/CN)
banner 120x600

KOTA CIREBON, (CN),–
Ngabuburit di bulan Ramadhan memang jadi momen yang ditunggu-tunggu. Biasanya, masyarakat menghabiskan waktu jelang berbuka puasa dengan berburu takjil, berkumpul dengan keluarga, atau sekadar jalan-jalan sore. Tapi, ada satu kebiasaan ngabuburit yang justru berbahaya dan melanggar aturan: beraktivitas di dekat rel kereta api!

Beberapa titik di wilayah KAI Daop 3 Cirebon masih terpantau menjadi lokasi ngabuburit favorit, seperti di kawasan Truwag Desa Gamel, Cangkring Kecamatan Plered, serta di sekitar Stasiun Babakan dan Stasiun Tanjung. Padahal, aktivitas di jalur rel sangat berisiko dan dilarang oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

banner 325x300

“Kami mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan ngabuburit atau aktivitas lainnya di sekitar rel dan pelintasan kereta api. Selain melanggar aturan, ini sangat membahayakan keselamatan perjalanan kereta api dan masyarakat itu sendiri,” ujar Manager Humas KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin.

Bukan cuma bahaya, melanggar aturan ini juga bisa berujung sanksi! Siapa pun yang berada di ruang manfaat jalur kereta api tanpa izin bisa dikenakan pidana kurungan hingga tiga bulan atau denda maksimal Rp 15 juta. Ngeri, kan?

Sebagai gantinya, masyarakat disarankan mengisi ngabuburit dengan kegiatan positif, seperti berburu takjil di pusat UMKM, membaca buku atau Al-Qur’an, mengikuti kajian, hingga merencanakan amal kebaikan.

Untuk mencegah aktivitas berbahaya ini, KAI Daop 3 Cirebon menerjunkan tim Polsuska untuk patroli dan mengawasi area sekitar rel. Mereka juga bersiaga mengantisipasi tindakan vandalisme atau pelemparan batu yang bisa merusak prasarana kereta api.

“Kami berharap masyarakat turut serta menjaga keselamatan bersama. Kalau melihat ada yang bermain atau beraktivitas di rel kereta, jangan ragu untuk memberikan pengertian atau teguran,” tutup Muhibbuddin.

Nah, yuk ngabuburit dengan aman dan tetap waspada! Jangan sampai keseruan Ramadhan malah berujung petaka. (Andi/CN)

banner 400x150

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *