Kabupaten Cirebon, (CN),-
Hamparan hijau Dusun Kroya, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pesaleman, Kabupaten Cirebon, sebuah inisiatif besar tengah tumbuh. Dipimpin oleh Kapolresta Cirebon, Kombes Pol. Sumarni, para generasi muda diajak kembali mencintai tanah dan bercocok tanam sebuah panggilan yang berakar dalam kebutuhan untuk menjaga ketahanan pangan bangsa.
“Hari ini kami bekerja sama dengan Yayasan YPGB mengajak anak-anak muda mencintai kegiatan pertanian,” ujar Kombes Pol. Sumarni, penuh semangat di lahan seluas 19 hektare, Kamis (2/1/2024).
Lahan itu adalah simbol kehidupan yang sibuk, namun penuh makna. Tak hanya jagung, tanah subur tersebut juga menjadi rumah bagi berbagai tanaman pangan seperti cabai, tomat, sayur-sayuran, hingga padi. Di sudut lain, pohon-pohon alpukat yang baru tumbuh menggambarkan harapan jangka panjang, sebuah cerminan diversifikasi pertanian yang kaya akan potensi.
“Kami ingin anak-anak milenial memahami bahwa pertanian bukan hanya tentang menanam, tetapi juga tentang menciptakan kehidupan yang berkelanjutan,” lanjutnya. Kombes Pol. Sumarni berharap para pemuda ini tidak sekadar melihat tanah sebagai lahan kosong, tetapi sebagai tempat di mana masa depan mereka berakar.
Bagi Kombes Pol. Sumarni, kekhawatiran tentang masa depan sektor pertanian adalah nyata. “Jika generasi muda tidak diajak mencintai pertanian sekarang, kita bisa kehilangan petani-petani kita di masa depan,” katanya, dengan nada penuh keprihatinan.
Namun, kekhawatiran itu sedikit terobati oleh semangat yang ia lihat di wajah-wajah muda yang berkeringat di bawah matahari Desa Kroya. Mereka menggenggam dan harapan dengan tangan yang sama membawa semangat baru ke lahan-lahan yang selama ini mungkin dianggap hanya milik generasi terdahulu.
Yayasan YPGB, yang menjadi mitra dalam program ini, berperan sebagai katalis, menyediakan pelatihan dan pendidikan berbasis pertanian. Generasi muda tidak hanya diajarkan cara menanam, tetapi juga bagaimana memanfaatkan hasil panen untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk membangun bisnis yang mandiri.
“Kami berharap tempat ini menjadi inspirasi, tidak hanya bagi mereka yang ada di sini, tetapi juga untuk generasi muda di wilayah lain,” kata Kombes Sumarni.
Di ladang ini, cinta kepada tanah diajarkan bukan dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan. Dan di tengah hamparan hijau yang luas, ada harapan yang tumbuh perlahan, menanti saatnya untuk dipanen oleh generasi yang peduli, kuat, dan mencintai negerinya melalui setiap benih yang mereka tanam.
(Andifafa/CN)