Masih banyak nelayan yang kehidupannya kurang sejahtera. Bahkan, untuk kebutuhan hidup sehari-hari juga sering kekurangan.
Akibatnya, tidak sedikit yang terjerat rentenir. Banyak juga nelayan yang bermodal pinjaman ke juragan perahu, sehingga hasil mencari ikan harus dibagi dengan pemodal. Hasil penjualan ikan yang didapat nelayan untuk dibawa pulang ke rumah pun minim.
Masalah lain yang dihadapi nelayan adalah alat tangkap yang belum modern, kondisi pinggir sungai yang dipadati sampah dan dasarnya dipenuhi lumpur maupun bebatuan.
“Terlalu banyak persoalan dan kendala yang dihadapai nelayan. Belum lagi, resiko nyawa ketika mencari ikan di laut. Lalu, kapan nelayan akan sejahtera kalau begini terus. Perlu langkah dan strategi lebih konkrit dari pemerintah untuk membantu mengangkat kehidupan para nelayan agar lebih sejahtera,” tandas Ujang, anggota Komisi 2 DPRD Kabupaten Cirebon, Jumat (27/12/2024).
Politisi Partai Golkar ini meminta Pemerintah Kabupaten Cirebon khususnya, untuk lebih peduli pada kesejahteraan nelayan.
Ujang meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon memberikan bantuan alat tangkap ke nelayan, bantuan modal dan pelatihan-pelatihan bagi istri atau anak nelayan.
Secara khusus, dirinya mengharapkan pada tahun ini ada bantuan alat tangkap untuk nelayan di Bungko, Kecamatan Kapetakan.
“Sejauh yang saya ketahui, nelayan di Bungko belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah,” katanya saat diwawancara wartawan Caruban Nusantara.
Pengerukan Sungai
Persoalan yang tidak kalah penting dan utama yakni normalisasi serta pengerukkan pinggir sungai. Sebab, pinggir sungai bagian bawah dipenuhi lumpur dan bebatuan.
“Dermaga penyandaran perahu kondisinya bawahnya semakin padat bebatuan, endapan lumpur dan sampah. Ini sering menyulitkan nelayan ketika ingin melaut dan menyandarkan perahu. Ketika air surut, nelayan tidak bisa melaut karena perahu ngga bisa melaju,” paparnya.
(Noli/CN)