KABUPATEN, (CN).-
Dugaan pelecehan terhadap SPG yang terjadi di gedung dewan dan menyeret salah seorang oknum wakil rakyat, mendapat perhatian khusus dari Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Dr. Sophi Zulfia, S.H., M.H.
Sebagai sesama seorang perempuan, Sophi langsung merespon tegas kasus yang memalukan dan mencoreng lembaga legislatif di Kabupaten Cirebon.
“Beritanya sudah viral di mana-mana, ini sangat memalukan. Saya akan kawal persoalan ini sampai tuntas,” tandasnya saat dimintai tanggapannya oleh wartawan media Caruban Nusantara, pada Sabtu (7/12/2024).
Meski begitu, Sophi berharap ada keterangan yang seimbang. Sebab, selama ini yang ramai masih satu pihak dari perempuannya saja. Selain itu, ada saksi-saksi yang benar melihat kejadiannya
Maka, lanjut dia, semua pihak hendaknya bisa menahan diri. SPG yang mengaku menjadi korban pelecehan bisa melapor ke Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Cirebon.
Dirinya mengaku sudah berkomunikasi dan koordinasi dengan ketua BK. BK pun akan menggelar rapat pada Senin (9/12/2024).
Ke depan, Sophi juga segera melakukan evaluasi bersama pimpinan dan anggota dewan terkait tata tertib maupun aturan di gedung DPRD.
“Jadi, tidak fokus ke aturan terhadap satu atau dua pihak saja. Kami tidak membuat peraturan khusus untuk SPG, tapi tata tertib untuk semuanya,” ujarnya.
Kasus ini pun terus mengalir dan makin ramai di media. Berbagai komentar muncul dari elemen masyarakat. Sementara, oknum dewan yang disebut-sebut selama ini masih menutup diri. Pun demikian dari SPG yang mengaku dilecehkan, kabarnya dalam kondisi shock.
Sebelumnya, Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Cirebon, H. Yuki Eka Bastian menjelaskan, belum ada laporan resmi ke BK terkait dugaan pelecehan SPG yang menyebut nama oknum wakil rakyat.
“Kita tidak bisa sepihak, harus sesuai fakta. Sejauh ini belum masuk laporan ke BK, tapi kami sudah tahu kalau kabar itu viral. Saya dengar SPG yang mengaku dilecehkan itu sudah ada pengacara. Saya pikir pengacara paham mekanisme di DPRD, idealnya juga lapor ke BK,” ujar politisi Partai Nasdem ini ketika dihubungi lewat telepon selulernya pada Sabtu (7/12/2024).
Menurut Yuki, peristiwa itu sudah viral sehingga mencoreng lembaga legislatif di Kabupaten Cirebon. Maka, Badan Kehormatan tetap harus bersikap atas kasus tersebut.
“Kami di Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Cirebon akan menggelar rapat pada Senin (9/12/2024). BK ada lima orang, sehingga apa langkah yang dilakukan harus keputusan bersama. Kami pun terus berkomunikasi dan koordinasi dengan pimpinan DPRD. Atas kejadian yang viral itu, saya selaku ketua BK tentu terkejut dan menyayangkan kalau memang benar terjadi. Tapi sekali lagi, kita tidak boleh sepihak,” lanjut Yuki.
(Noli/CN)