NUSANTARA, (CN).-
Anggota Komisi IV DPR RI yang juga ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Prof. DR. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., berpendapat, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, memiliki potensi besar pada sektor kelautan dan perikanan.
Dengan garis pantai lebih dari 150 km, ada banyak potensi laut yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat
“Potensi besar, tinggal dikelola secara serius dan berkeadilan. Sektor kelautan dan perikanan bisa mengatasi pengangguran, meningkatkan gizi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” tandas Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University ini.
Hal tersebut disampaikan Prof. Rokhmin dalam Simposium Konsolidasi Akuakultur Nasional dan Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Bali periode 2025–2030 yang berlangsung Rabu (9/7/2025).
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono hadir dan menjadi pembicara pada acara tersebut. Hadir pula Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, S.H., mewakili Bupati Buleleng sekaligus dilantik sebagai Ketua DPD MAI Bali.
Turut hadir Ketua DPRD Provinsi Bali, Ketut Ngurah Arya dan Wakil Rektor II Universitas Pendidikan Ganesha (UNDHIKSA), Prof. Dr. I. Wayan Artanayasa, M.Pd., yang mewakili Rektor UNDHIKSA.
Lebih jauh Prof. Rokhmin meminta pemerintah pusat dengan daerah dapat membangun industri akuakultur yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004 ini menekankan pentingnya memberikan kewenangan lebih besar kepada kabupaten/kota dalam mengelola sumber daya kelautan di wilayahnya.
“Pelabuhan perikanan tidak boleh hanya menjadi tempat tambat-labuh, tetapi harus ditransformasi menjadi kawasan industri terpadu. Dengan pendekatan industri, kita bisa menciptakan efek berganda bagi ekonomi daerah,” jelasnya.
Menteri Sakti Wahyu Trenggono dalam kesempatan itu memberi pengarahan langsung terkait arah kebijakan strategis sektor perikanan dan akuakultur nasional ke depan.
Ia juga mengatakan bahwa bandeng menjadi komoditas perikanan budidaya strategis nasional bersama udang, lobster, kepiting, nila salin dan rumput laut.
Selain itu, Menteri KP mendeklarasikan sylvo-fishery (tambak & mangrove) sebagai salah satu program utama revitalisasi tambak pantura dengan komoditas budidaya berupa udang windu, bandeng, nila salin, kepiting dan lainnya yang cocok.dengan kondisi bioekologis setempat.
Konsolidasi ini dihadiri jajaran dewan pengurus pusat MAI dan seluruh pengurus daerah MAI Bali yang baru dikukuhkan. Kolaborasi antar lembaga, akademisi dan pemerintah daerah menjadi penegasan bahwa pengembangan sektor akuakultur harus dilakukan secara terintegrasi, inklusif serta lintas sektor.(Noli/CN)