NUSANTARA, (CN).-
Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara, mempunyai potensi besar di sektor kelautan, energi dan pariwisata.
Sektor-sektor yang memiliki potensi besar itu harus dimanfaatkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah serta kesejahteraan warganya.
“Sektor kemaritiman, energi serta pariwisata bisa jadi garda terdepan untuk kemajuan Kabupaten Nias Selatan dan kesejahteraan warganya, terutama masyarakat nelayan,” tandas Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., pakar kemaritiman di Indonesia.
Prof. Rokhmin yang merupakan anggota DPR RI di Komisi IV menyampaikan pandangan tersebut saat berbicara dalam acara “Sosialisasi pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan berbasis konsep ekonomi biru” di Aula Kantor Bupati Nias Selatan pada Jumat (27/6/2025).
Guru Besar IPB University yang juga Rektor Universitas UMMI Bogor ini mengangkat materi dengan tema bertajuk “Pembangunan agro maritim berkelanjutan untuk peningkatan daya saing, pertumbuhan ekonomi, kedaulatan pangan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Nias Selatan”.
Hadir dalam kesempatan itu Bupati Nias Selatan, Sokhiatulo Laia dan Wakil Bupati Nias Selatan, Ir. Yusuf Nache beserta jajarannya, anggota DPRD setempat, camat, sejumlah kepala desa, perwakilan Polri-TNI, tokoh masyarakat, pemuda serta para nelayan.
Prof. Rokhmin mengatakan, ada banyak potensi ekonomi yang dapat mendongkrak perekonomian daerah serta masyarakat Nias Selatan.
Salah satunya tambak udang vaname yang bisa meningkatkan pendapatan dan menyerap ribuan pekerja atau tenaga kerja.
Dalam pemaparannya, tambak udang vaname bisa dikembangkan dalam luas lahan 2.000 ha. Produktivitas bisa 40 ton/ha/tahun dengan lapangan kerja on-farm (tambak) 8.000 orang serta lapangan kerja on-farm (hulu ke hilir) 12.000 orang. Adapun pendapatan bersih (perusahaan) bisa mencapai Rp 3,26 triliun/tahun
Prof. Rokhmin yang pernah menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004 menyebut kekuatan Kab. Nias Selatan yakni kaya SDA agro+maritim dan potensi wisata bahari seperti selancar, renang, diving serta snorkling.
Ekonomi biru
Sementara itu, Wakil Bupati Yusuf Nache mengemukakan, kegiatan tersebut merupakan langkah konkret mendorong pembangunan kelautan dan perikanan di wilayah kepulauan.
“Kehadiran Prof. Rokhmin merupakan tindak lanjut dari kunjungan kami sebelumnya terkait dengan potensi pengembangan kelautan dan perikanan di kepulauan. Ini bukan hanya soal pengembangan sektor perikanan, tetapi juga menyangkut masa depan pembangunan kepulauan secara menyeluruh,” tandas Yusuf Nache.
Dengan potensi laut yang besar, Nias Selatan berpeluang menjadi lumbung ekonomi biru. Kehadiran Prof. Rokhmin menjadi harapan baru bagi nelayan dan masa depan maritim Indonesia.
“Ini bukan sekadar soal ikan atau udang, tapi menyangkut masa depan Nias Selatan sebagai kekuatan kelautan Indonesia,” pungkasnya.(Noli/CN)