KOTA CIREBON, (CN).-
Bulog Cirebon terus melakukan penyerapan gabah dan beras ke petani, meski saat ini stok keseluruhan sudah mencapai 182 ribu ton.
“Penyerapan terbesar terjadi pada April-Mei mencapai ribuan ton setiap hari, karena saat itu musim panen. Bulog Cirebon dinilai sebagai daerah tertinggi atau terbanyak se-Indonesia dalam penyerapan gabah dan beras,” ujar Ramaijon Purban, Kepala Cabang Bulog Cirebon kepada wartawan, Jumat (20/6/2025).
Ramaijon Purba yang dalam kesempatan itu didampingi Wakil Kepala Bulog Cirebon, Sandy Kusumaputra menambahkan, untuk penyaluran beras masih menunggu arahan dan petunjuk dari pusat.
“Biasanya Juni-Juli ada program bantuan pangan, mungkin saat itu mulai dilakukan distribusi. Sampai saat ini, kami masih menunggu perintah dari pusat untuk penyaluran,” lanjut Ramaijon Purba.
Dalam kesempatan tersebut, kepala Cabang Bulog Cirebon mengucapkan terima kasih dan memberi apresiasi kepada mitra kerja yang telah bekerja luar biasa.
Saat menyerap gabah dari petani, para mitra kerja menunjukkan solidaritas tinggi dan tidak semata mencari keuntungan.
“Bulog Cirebon bangga dan menghargai kolega kami yang mampu bersikap profesional sekaligus menjaga suasana kekeluargaan. Mereka mampu menyerap gabah langsung dari petani tanpa memperhitungkan keuntungan semata, karena yang terpenting adalah pencapaian target secara seimbang,” tandasnya.
Ramaijon Purba menjelaskan, jumlah mitra kerjanya hampir mencapai seratus orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 orang berfokus pada penggilingan.
Semua mitra tetap aktif menyerap gabah, meski volume yang diambil berkisar antara 200 sampai 300 ton per hari. Jumlah ini jauh berbeda dibanding saat musim panen di April-Mei.
Meski gabah yang diserap berasal dari sisa panen, Bulog Cirebon tetap menerapkan aturan kualitas. Kadar air minimal 14 persen, derajat sosok 95 persen, broken maksimal 25 persen dan menir maksimal 2 persen. Semua proses ini dilakukan sesuai SOP, mulai dari pengeringan, pengolahan hingga penggilingan.
Penyerapan juga dilakukan dengan mitra maupun langsung oleh tim Bulog, dengan harga Rp 6.500 per kilogram.
“Total gabah yang diserap di gudang Bulog dan gudang sewaan sudah 125.000 ton. Saat ini, total stok keseluruhan sebesar 182.000 ton,” paparnya.
Ramaijon Purba juga mengungkapkan, harga jagung pipil Rp 5.500 per kilogram, langsung ke gudang Bulog. Petani harus memipil jagung sebelum dijual, karena Bulog tidak punya alat untuk memisahkan bonggol dari jagung itu sendiri.
“Kami sedang siapkan gudang untuk menampung jagung pipil. Saat ini, kami menunggu petunjuk dari pusat tentang langkah pengadaan. Yang pasti, kami sedang mempersiapkan dan mengikuti kriteria yang berlaku, termasuk syarat kualitas jagung pipil yang akan disetujui,” pungkas dia.(Noli/CN)