SUBANG, (CN),-
Partispasi kaum laki-laki untuk ber-Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Subang, Jawa Barat, khususnya di Kecamatan Ciasem dengan Metode Operasi Pria (MOP) atau Vasektomi cukup tinggi.
Hal itu terbukti pada saat pelayanan KB vasektomi di Puskesmas Ciasem, pada Rabu (28/5/2025) yang semula diproyeksikan hanya melayani 10 pria melambung menjadi 70 orang pendaftar. Itu pun terpaksa dihentikan mengingat keterbatasan waktu dan tenaga medis yang bertugas. Hasilnya, 51 orang dianggap lolos skrining hingga bisa disetujui untuk menjalani tindakan operasi kecil vasektomi.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat Siska Gerfianti mengaku mendapatkan laporan dari Kadis P2KBP3A bahwa permintaan untuk vasektomi terpaksa ditutup di angka 70 orang.
“Peminat membludak. Padahal, sebelumnya sempat khawatir karena biasanya peminat MOP rendah. Bahkan, cenderung sulit,” ungkap Siaka saat meninjau pelayanan vasektomi Bersama Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Subang Ega Anjani di Puskesmas Ciasem.
Siska menyampaikan, DP2KBP3A Subang tidak bisa serta merta mengabulkan permohonan vasektomi. Alasannya, untuk menjalani MOP, seseorang harus memenuhi sejumlah kriteria. Selain usia minimum 35 tahun, yang bersangkutan juga memiliki memiliki sedikitnya dua anak dengan usia anak terkecil berusia lima tahun. Tidak kalah pentingnya adalah persetujuan istri yang dibuktikan dengan _informed consent._
Mereka yang memenuhi syarat atau lolos skrining sebanyak 51 orang. Dirinya bersyukur partisipasi para suami untuk vasektomi terus meningkat. Ini menunjukkan kesadaran kaum pria untuk berbagi peran dalam membangun keluarga semakin tinggi.
Di jelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen penuh untuk meningkatkan kualitas keluarga melalui pengendalian kelahiran.
Secara lebih khusus mendorong partisipasi pria untuk ber-KB.
“Komitmen tersebut tertuang melalui surat Sekretaris Daerah yang ditujukan kepada bupati dan wali kota se-Jawa Barat pada 30 April 2025,” katanya.
Salah satu poin dalam surat menegaskan optimalisasi kepesertaan program KB melalui integrasi program bantuan sosial dan program KB dengan penekanan program KB pada laki-laki.
Surat tersebut menegaskan pernyataan lisan Gubernur Dedi Mulyadi pada saat rapat koordinasi bidang kesejahteraan rakyat “Gawe Ramcage Pak Kades jeung Pak Lurah” di Bale Asri Pusdai Jawa Barat pada 28 April 2025.
Komitmen Jabar tersebut diwujudkan dengan menjadikan kepesertaan KB sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan sosial, termasuk pemberian beasiswa bagi sang anak. Gubernur yang akrab disapa KDM tersebut juga menyediakan insentif sebesar Rp 500 ribu bagi suami yang bersedia menjalani vasektomi.
Siska mengakui pada hari ini tidak ada pelayanan MKJP karena sudah dilaksanakan beberapa hari sebelumnya. Namun begitu, pihaknya tetap memberikan bingkisan buat mereka yang kebetulan bisa hadir hari ini.(Oke/CN)