Kota Cirebon, (CN),-
“Jangan cuma jadi tumpukan kertas.” Pesan itu dilontarkan Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati, saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD 2025–2029, Rabu (21/5), di Ruang Prabayaksa, Balai Kota Cirebon.
Musrenbang ini bukan sekadar rutinitas tahunan yang penuh jargon dan angka. Justru sebaliknya, forum ini adalah panggung awal untuk menyusun masa depan Kota Udang yang kali ini mengusung visi ambisius: “Terwujudnya Kota Cirebon yang SETARA Berkelanjutan Tahun 2029.”
Yes, kamu nggak salah baca. Cirebon punya akronim kece: SETARA. Bukan cuma catchy, tapi penuh makna. Lima nilai utama yang jadi jantung pembangunan itu adalah:
Sejahtera, Tertata, Aspiratif, Aman, dan Berkelanjutan.
“Musrenbang ini jadi ruang kita bareng-bareng mikirin masa depan kota. Jangan cuma pemerintah yang kerja, masyarakat juga harus ikut bersuara,” kata Wakil Wali Kota, dengan semangat kolaboratif.
Nah, buat kamu yang penasaran, arah strategis pembangunan Kota Cirebon lima tahun ke depan fokus pada tiga hal besar:
1. SDM dan Pemerintahan – Bikin pelayanan makin cepat, transparan, dan berkualitas.
2. Ekonomi Lokal – UMKM naik kelas, pariwisata digas!
3. Infrastruktur & Digitalisasi – Internet lancar, kota makin terkoneksi.
Tapi tunggu dulu, ini bukan kerja satu dinas doang. “Kita nggak bisa lagi kerja sektoral. Semua harus sinergis. THISS jadi prinsip kita,” tegasnya, mengacu pada pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, Spasial, dan Sinergis.
Wakil Wali Kota juga wanti-wanti: seluruh perangkat daerah harus segera gerak menyusun Renstra dan aktif koordinasi dengan Bappelitbangda. Jangan lupa, pembiayaan juga harus kreatif—dari APBN, bantuan provinsi, sampai CSR dari swasta.
“Cirebon nggak bisa dibangun sendirian. Harus ada gotong royong dari semua pihak,” tandasnya.
Harapan besarnya? Supaya RPJMD ini nggak cuma jadi dokumen formalitas. Tapi jadi kompas hidup, yang bisa bikin Cirebon benar-benar naik level lebih inklusif, lebih modern, dan pastinya, lebih SETARA. (Andi/CN)