Ragam  

Air Guci Tegal Diyakini Bisa Membuat Awet Muda dan Sembuhkan Berbagai Penyakit

Para wisatawan nusantara berebut mandi di bawah pancuran air panas Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.* (Foto : Oke/CN).
banner 120x600

TEGAL, CN,-
Provinsi Jawa Tengah terdapat banyak objek wisata alam maupun peninggalan bersejarah. Salah satunya kawasan wisata Guci yang masuk wilayah administratif Kebupaten Tegal.
Kawasan wisata yang berada di kaki Gunung Slamet yang lebih dikenal dengan pemandian air panas alami itu, sangat ramai dikunjungi wisatawan pada saat Libur Natal dan Tahun Baru 2025 lalu.
Guci luasnya mencapai sekita 210 hektare, terdapat sejumlah objek wisata, baik kolam renang, camping ground, kuda tunggangan, pemandian air panas dan lainnya.
Masih banyak masyarakat yang meyakini jika air panas dari pancuran Guci ini memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit, di antaranya sakit pinggang, reumatik dan gatal-gatal. Bahkan, sebagian mempercayai kalau air pancuran Guci bisa membuat awet muda bagi yang melakukan cuci muka atau mandi air Guci. Diduga masih banyaknya masyarakat yang meyakini hal tersebut, Guci pun pada malam Jumat Kliwon banyak dikunjungi orang.
Menurut Ike Royani, salah seorang pengunjung asal Bekasi, dirinya mencoba mencari berkah, karena konon Guci ini peninggalan wali. “Kali aja bener bisa bikin awet mude dan bisa sembuin reumatik gue,” katanya, Minggu (5/1/2025).
Objek wisata Guci jika dari arah Slawi, Kabupaten Tegal jaraknya sekitar 30 Km, sedangkan dari arah Kota Tegal, Jawa Tengah sekitar 40 Km. Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun moda umum dari kedua tempat tersebut.
Dari referensi yang ada, asal mula sumber air panas Guci terdapat beberapa versi. Ada yang menyebut jika gua sumber air panas di sana merupakan daerah kekuasaan dayang dari Nyai Roro Kidul yang bernama Nyai Rantesari yang berwujud naga dan bertugas menjaga daerah utara Gunung Slamet.
Ada pula versi lain, yang menyebut jika air panas Guci merupakan peninggalan dari seorang wali yang turut menyebarkan Islam di daerah tersebut.
Versi yang pertama dan terkait dengan dayang Nyai Roro Kidul yakni Nyai Rantesari, tidak diungkapkan secara jelas ceritanya.
Sementara sumber lain banyak yang menyebut jika Guci erat kaitannya dengan kedatangan Raden Aryo Wiryo, bangsawan asal Keraton Demak Bintoro yang kemudian mengabdi kepada Keraton Mataram pada zamannya Sultan Agung .
Situs dosenwisata.com, menyebutkan, Raden Aryo Wiryo menetap di daerah Guci. Suatu ketika  Kampung Keputihan, sekarang Guci, didatangi oleh  pengembara dari Pesantren Gunung Jati bernama Kyai Elang Sutajaya yang merupakan santri Syech Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati bermaksud menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.
Selanjutnya, Raden Aryo Wiryo dan para pengikutnya berkenan untuk mendalami ajaran agama Islam agar lebih memantapkan keimanan para pengikutnya kepada Kyai Elang.
Pada waktu daerah tersebut terkena wabah gatal-gatal dan bencana tanah longsor. Kyai Elang Sutajaya mengajak Raden Aryo Wiryo beserta pengikutnya untuk melakukan doa bersama melalui ritual ruwat bumi. Pada saat itu, secara gaib Sunan Gunung Jati hadir dan memberikan guci berisi air yang telah diberikan doa.
Berikutnya, air tersebut dipercikan kepada warga yang sakit dan di percikan di sejumlah tempat yang terkena bencana. Seketika warga pun sembuh dari penyakitnya, bencana sudah tidak lagi.
Namun, karena air guci itu terbatas, selanjutnya salah seorang sunan (wali), tidak disebutkan namanya, menancapkan tongkat saktinya ke tanah, kemudian keluar air panas yang diduga hingga sekarang masih mengalir.

(OKE/CN)

banner 400x150

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *